Pancasila adalah dasar filsafat atau dasar falsafah yang merupakan konsensus bersama. “Dia” dijadikan pedoman oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga merupakan jati diri dan arah pandang bangsa. Oleh karena itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat memegang teguh dan menjaga Pancasila sebagai sebuah ideologi negara.
Pada awal tahun 2020, Yudian Wahyudi selaku Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) menyatakan bahwa “sejatinya eksistensi Pancasila telah di bunuh perlahan-lahan secara administratif. Hal itu disebabkan adanya kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Ketika manuvernya kemudian tidak seperti yang diharapkan mereka pun kecewa. Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini sangat berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan”.
Pernyataan itu seolah menyatakan bahwa agama merupakan musuh pancasila, yang kemudian menjadi kontroversi dan mendapat kecaman dari pemerhati Pancasila maupun masyarakat umum. Mengingat salah satu pengamalan Pancasila (sila pertama) adalah dengan menjadi umat beragama.
Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis akan mengkaji terkait bagaimana hubungan Pancasila dengan agama, apakah bertentangan? Ataukah saling melengkapi satu sama lain? Karena itu mari simak penjelasan di bawah ini.
Musuh Pancasila dalam Perspektif Sejarah
Sebelum pernyataan Yudian Wahyudi, adu domba agama dengan Pancasila sejatinya juga pernah dilakukan oleh Aidit. Aidit adalah salah satu tokoh sentral Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal itu terjadi pada masa demokrasi terpimpin yang dimana saat itu PKI sangat dekat dengan Rezim yang berkuasa. Dengan tegas, Aidit mengatakan bahwa “revolusi mental tidak akan pernah berhasil kalau masyarakat tidak dijauhkan dengan agama”.
Kasman Singodimedjo selaku tokoh islam pada waktu itu, pernah mengkritisi pandangan dan sikap PKI terhadap Pancasila melalui pidatonya pada tanggal 13 November tahun 1957 di Majelis Konstituante. Kasman menilai bahwa PKI saat itu hanyalah memanfaatkan Pancasila sebagai kendaraan politik saja, yang kemudian akan diubah sesuai dengan paham dan ideologi komunisme.
Bahkan ketika itu, PKI secara terang-terangan telah mengusulkan untuk mengubah sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi “kebebasan beragama”, yang termasuk dalam cakupannya adalah “kebebasan beragama” dalam artian “kebebasan untuk tidak beragama”.
Agama Bukan Musuh Pancasila
Suatu hal yang lucu apabila ada yang mengatakan bahwa agama merupakan musuh utama Pancasila. Sebab pada dasarnya Pancasila diramu dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa berdasarkan nilai-nilai agama sebagaimana yang tertuang dalam risalah sidang BPUPKI dan PPKI.
Jika kita menelaah lebih lanjut Pancasila, sejatinya pondasi utama Pancasila adalah sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sehingga secara tekstual dapat disimpulkan bahwa unsur fundamental pembentuk tujuan dan arah pandangan bangsa ini adalah agama.
Dengan demikian, Pancasila dan Agama merupakan dua hal yang sama dan tidak memiliki perbedaan sama sekali, baik dari segi konsep maupun implementasinya, khususnya jika dijalankan secara konsekuen.
Namun, hal tersebut akan menyimpang bilamana Pancasila hanya dijadikan sebagai alat untuk memukul lawan politik dengan cara menafsirkan secara sepihak makna Pancasila dengan menggunakan pendekatan kekuasaan sebagaimana BPIP pada saat ini.
Lantas Siapa Musuh Pancasila?
Berdasarkan analisis penulis, sejatinya musuh Pancasila dalam kasus ini bukanlah agama. Melainkan oknum yang menggunakan agama sebagai alat untuk mengusik eksistensi Pancasila.
Sebab, pada dasarnya Pancasila mengakui agama dan bersumber dari ajaran agama. Karena itu, sangatlah lucu bilamana ada pendapat yang menyatakan bahwa agama merupakan musuh utama Pancasila.
Lebih lanjut, orang atau golongan yang anti dengan agama juga dapat dikatakan anti dengan Pancasila. Dikarenakan nilai-nilai Pancasila sejatinya bersumber dari unsur dan nilai agama.
#TerbaikTercepatTerpercaya
#KlinikHukumTerpercaya
#SemuaAdaJalannya
Comment (1)
Esterlita 7 June 2020 at 3:01 am
Judul sangat kontroversial, tidak cocok bagi kaum close minded.