GAds

Alasan Beberapa-BUMN Tidak IPO

Alasan Beberapa-BUMN Tidak IPO

Halo gais. Mimin is back setelah tiga bulan ini anak magang beraction! Nah di kesempatan kali ini, kita tidak akan membahas hal yang muluk-muluk berat tapi… Cukup filosofis sih hehehe. Nah rencang-rencang terutama para kaum milenial pasti sudah tidak asing dengan yang namanya investasi. Memang di masa yang cukup sulit ini memperparah keadaan keuangan banyak orang. Apalagi para generasi muda yang mendambakan kesejahteraan keluarga di masa dewasa dan masa tua. Biar ga ngerepotin banyak orang gitu hehehe.

Tapi gimana nih caranya punya rumah sebagai salah satu kebutuhan primer – tentu saja dengan dua kebutuhan lain yaitu pangan dan sandang. Belum lagi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersier, salah satunya internet dong. Pekerjaan yang dilakukan sekarang belum tentu dapat meng-cover semua kebutuhan itu. Apalagi untuk mengalokasikan uang demi tabungan, susahnya minta ampun. Apalagi jika terdesak juga dengan kebutuhan mental alias untuk menghibur diri, maka self reward menjadi pelarian paling dekat. Ternyata, menabung hanyalah salah satu opsi untuk mengamankan uang lho, Rencang. Masih ada financial planning lain yaitu investasi!

Hati-Hati Berinvestasi!

Eits, di sini admin bukan akan mengingatkan tentang bahayanya investasi bodong. Sepertinya di era canggih seperti saat ini, informasi mengenai investasi sudah dapat diakses dimanapun dan kapanpun tanpa batasan kecuali kuota internet yang pas-pasan. Maka, crosscheck sebelum berinvestasi menjadi budaya wajib yang harus dilakukan sebelum menceburkan diri ke dunia investasi. Tentu di saat ini juga sudah banyak iklan dan selebaran mengenai platform-platform terpercaya untuk berinvestasi. Begitu juga bentuk dari investasi ada beraneka ragam. Mulai dari yang affordable untuk kaum mendang-mending sampai yang memiliki nilai fundamental tinggi. Salah satunya adalah saham.

Saham pada dasarnya merupakan bentuk kepemilikan atas suatu perusahaan yang dibuktikan dengan adanya surat saham yang dibeli oleh seorang investor. Sehingga sebenarnya dengan berinvestasi saham, secara tidak langsung kita juga “memiliki” suatu perusahaan dengan prosentase sesuai saham yang kita miliki. Semisal suatu perusahaan terbagi atas 50 saham dan kita memiliki 25 saham, maka prosentase kepemilikannya adalah 50%. Semakin besar prosentase kepemilikan, semakin besar bargaining position seorang investor dalam menentukan arah perusahaan.

Nah ada juga nih saham pelat merah yang rupa-rupanya sangat diicar oleh para investor. Saham pelat merah bisa dikatakan merupakan perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Mengapa difavoritkan oleh para investor? Karena “katanya” tergantung dari nilai fundamental. Contohlah BRI, BNI, BTN, Garuda dan semacamnya. Nah tapi pernahkah kamu berpikir, mengapa ada banyak BUMN yang tidak “melepas” sahamnya ke publik? Padahal kalau saham-saham perusahaan seperti PLN, Pertamina, KAI, PDAM, dan lain sebagainya, pasti sangat menguntungkan. Tapi dari semua penjelasan lebar diatas, jawaban Alasan Beberapa-BUMN tidak IPO adalah: Mereka bergerak dalam bidang kepentingan umum dan menguasai hajat hidup orang banyak.

#TerbaikTercepatTerpercaya

#KlinikHukumTerpercaya

#SemuaAdaJalannya

    Leave Your Comment

    Your email address will not be published.*

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Mulai WA
    1
    Hubungi Kami
    Halo Rencang, ada yang bisa kami bantu?