Dari Modal Rp 3 Juta, Gen Z Ini Sukses Bangun Bisnis Konveksi dan Hidupi Belasan Karyawan
Siapa bilang memulai bisnis butuh modal besar? Seorang anak muda dari generasi Z membuktikan bahwa dengan tekad, strategi yang tepat, dan pengelolaan yang baik, bisnis bisa berkembang pesat meskipun hanya bermodalkan Rp 3 juta. Kisahnya ini bisa jadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin merintis usaha dari nol dan membangun bisnis yang berkelanjutan.
Awal Perjalanan: Bermula dari Keterbatasan
Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini awalnya hanya memiliki modal terbatas. Dengan uang Rp 3 juta, ia memutuskan untuk membuka usaha konveksi kecil-kecilan dari rumah. Namun, keterbatasan modal menjadi tantangan besar. Ia harus benar-benar bijak dalam mengelola setiap rupiah agar bisnisnya tetap berjalan.
Daripada langsung menyewa tempat atau membeli banyak peralatan mahal, ia memanfaatkan jaringan yang sudah dimilikinya untuk mencari pelanggan pertama. Dengan pemasaran yang cerdas melalui marketplace dan media sosial, ia berhasil menarik perhatian calon pembeli. Sedikit demi sedikit, usahanya mulai dikenal dan mulai berkembang.
Dari Usaha Rumahan Jadi Bisnis Berkelanjutan
Kesabaran dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Dari yang awalnya hanya usaha kecil di rumah, kini bisnis konveksinya sudah berkembang dengan memiliki 13 penjahit dan 4 staf manajemen. Untuk meningkatkan efisiensi, ia menggandeng pihak ketiga untuk menangani aspek keuangan dan pemasaran digital. Dengan cara ini, ia bisa lebih fokus pada produksi dan pengembangan produk.
Meski mengalami pertumbuhan yang pesat, perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesarnya adalah menghadapi fluktuasi penjualan. Pada tahun 2022, ia berhasil mencapai rata-rata penjualan 1.000 kaos per bulan. Namun, bisnis selalu mengalami pasang surut. Ada bulan di mana penjualan tinggi, ada pula bulan yang lesu. Ia harus terus beradaptasi dengan tren pasar dan menemukan cara agar bisnisnya tetap stabil.
Selain itu, tantangan lainnya adalah memastikan kualitas produk tetap terjaga. Dalam bisnis konveksi, kepuasan pelanggan sangat bergantung pada kualitas bahan dan hasil jahitan. Oleh karena itu, ia selalu berusaha mencari bahan terbaik dengan harga yang tetap kompetitif agar pelanggannya tetap loyal.
Strategi Jitu yang Membawa Kesuksesan
Keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis bukan sekadar faktor keberuntungan, tetapi juga strategi yang cerdas. Berikut beberapa strategi yang ia terapkan:
- Memanfaatkan Marketplace dan Media Sosial
Di era digital, pemasaran online adalah kunci. Ia memanfaatkan berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Instagram untuk memasarkan produknya. Foto produk yang menarik dan strategi promosi yang tepat membantu menarik pelanggan lebih banyak. - Fokus pada Kualitas dan Pelayanan
Pelanggan yang puas akan kembali dan merekomendasikan ke orang lain. Oleh karena itu, ia memastikan bahwa setiap produk yang dikirim memiliki kualitas terbaik. Layanan pelanggan juga menjadi prioritas utama. - Mengelola Keuangan dengan Bijak
Dengan modal awal yang terbatas, ia sangat berhati-hati dalam mengelola keuangan. Ia memastikan keuntungan yang didapat digunakan untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut, bukan untuk hal-hal yang tidak perlu. - Berkolaborasi dengan Pihak Ketiga
Menyadari bahwa ia tidak bisa melakukan segalanya sendiri, ia bekerja sama dengan pihak ketiga dalam hal pemasaran dan pengelolaan keuangan. Hal ini membuat bisnisnya lebih efisien dan tetap berkembang.
Legalitas yang Perlu Dipenuhi Agar Bisnis Berjalan Lancar
Memulai bisnis konveksi tidak hanya membutuhkan modal dan strategi yang tepat, tetapi juga harus memenuhi berbagai aspek legalitas agar bisnis dapat berjalan tanpa kendala hukum. Berikut beberapa izin dan dokumen yang perlu disiapkan:
Nomor Induk Berusaha (NIB)
NIB merupakan identitas wajib bagi setiap pelaku usaha yang dikeluarkan oleh OSS (Online Single Submission). Dengan memiliki NIB, bisnis konveksi dapat beroperasi secara sah.
Sertifikasi Nasional Indonesia (SNI)
Untuk memastikan produk konveksi memenuhi standar kualitas, sertifikasi seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) bisa menjadi nilai tambah bagi bisnis. SNI yang dibutuhkan untuk produk konvensi adalah SNI 7617:2013/Amd1:2014. SNI ini mengatur persyaratan kadar zat warna azo, formaldehida, dan logam terekstraksi pada kain.
Pengurusan Merek Dagang
Pengurusan merek menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. mendaftarkan merek dagang ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) akan melindungi hak usaha dari penyalahgunaan merek dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Sudah banyak kasus sengketa merek karena banyak pelaku usaha yang menganggap remeh merek. Bahkan beberapa pengusaha harus mendapatkan sanksi pidana karena lalai dalam mengurus merek.
Tidak ada alasan untuk memulai bisnis sedini mungkin. Tidak peduli apakah kamu Gen Z, dari mana latar belakang bisnis bisa dilakukan oleh setiap orang yang berani. Namun, dalam menjalankan bisnis juga harus dibarengi dengan strategi yang matang serta kelengkapan legalitas agar terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan. Jika kamu bingung dalam mengurus legalitas bisnis langsung saja kunjungi rewangrencang.com atau hubungi nomor Whatsapp di pojok kiri bawah.
