GAds

Apakah Musik NCS Free-to-Use?

Apakah Musik NCS Free-to-Use?

Buat kamu yang suka mendengarkan konten-konten khususnya video pasti familiar dengan NCS. Lagu-lagu yang dirilis oleh NCS sering digunakan sebagai background sound (backsound) untuk mengiringi suatu video. Bisa juga digunakan sebagai waiting sound di forum-forum. Dan yang paling sering adalah digunakan sebagai properti untuk streaming, biar ga sepi-sepi amat gitu. NCS adalah akronim dari NoCopyrightSound atau bisa diterjemahkan sebagai suara tanpa hak cipta. Yap, kamu ga salah dengar. Konsepnya memang menarik, sesuai dengan namanya. Lalu, banyak orang yang bertanya-tanya, apakah musik NCS Free-to-Use atau dapat digunakan dengan gratis tanpa syarat dan bayaran apapun?

Sejarah Singkat NoCopyrightSound (NCS)

Dikutip dari Wikipedia, NCS adalah label rekaman yang berasal dari Negara Inggris dengan konsep merilis lagu elektronik (Electronic Dance Music atau EDM) secara gratis. Gratis disini dalam artian secara harfiah memang tidak dipungut biaya atau sering disebut royalti. NCS dalam operasi sehari-harinya memanfaatkan kanal YouTube, walaupun belakangan juga merambah ke platform website untuk layanan berbayar. Loh, kok ada yang berbayar? Tenang Rencang, nanti kita bahas lebih lanjut. Sekarang kita selesaikan dulu tentang profil NCS, biar kamu dapet gambaran tentang rekaman album yang satu ini.

NCS didirikan pada tahun 2011 oleh Billy Woodford, seorang pemain permainan (Gamers) yang telah menggeluti dunia Game selama hampir 10 tahun pada saat itu (istilahnya “Avid Gamers”). Forbes mendeskripsikan NCS sebagai label rekaman YouTube pertama yang membolehkan pencipta independen (Indie Creator) atau pembuat konten (Content Creator) untuk menggunakan bahkan memonetisasi musik yang dirilis di NCS secara gratis, selama memberikan kredit ke pemilik konten (Content Owners). Kredit ini bukan maksudnya pinjaman atau kartu kredit ya, Rencang. Kredit ini diartikan sebagai atribusi dengan mencantumkan pencipta aslinya.

Meskipun merilis lagu secara gratis, NCS pada 2017 meraih angka jutaan penjualan melalui unduhan digital. Lho? Semakin bingung? Gratis tapi ada penjualannya? Benar. Menurut Manajer NCS, Daniel J. Lee, NCS memang menembak layanan “Freemium”. Selain mengeluarkan music secara gratis, NCS juga memiliki fitur yang memungkinkan para penggemar (Fans) untuk memberi dukungan kepada musik dan artisnya melalui layanan berbayar.  Nah Rencang, inilah yang disebut dengan layanan berbayar yang dikeluarkan NCS. Gunanya adalah untuk mendukung para pemusik untuk lebih giat dalam berkarya

Konsep unik “Promotor Musik”

NCS memang mengusung konsep yang unik sejak pertama kali muncul. Bahkan bisa dikatakan, NCS merupakan bentuk disrupsi dari bisnis label rekaman besar yang ada pada masanya, jika dilihat dari reputasinya saat ini. Konsep promotor musik, merupakan konsep label rekaman yang sepertinya tidak terpikirkan atau setidaknya dianggap tidak prospek pada saat itu dikalangan label rekaman raksasa, seperti Sony misalnya. Apa itu promotor musik? Maksudnya adalah, si promotor seperti NCS ini mempromosikan musik-musik yang dibuat oleh Indie Creator, yang disebut Indie Music. Tapi bukan musik india ya Rencang maksudnya. 😀

Buat kamu yang belum tau, Indie merupakan slang dari Independent. Biasanya merujuk kepada pembuat karya yang belum populer dan terkenal, dan bahkan membuat musiknya sendiri. Nah, disinilah perbedaan konsep dengan label rekaman lain, dimana biasanya memberikan layanan penyewaan studio dan alat musik serta peralatan, perlengkapan dan properti yang diperlukan untuk si artis. Indie Creator, biasanya tidak mampu menyewa kebutuhan rekaman tersebut. Walhasil mereka (terutama yang bergenre EDM) membuat sendiri karya mereka dengan alat seadanya atau bahkan tanpa alat, hanya bermodalkan perangkat lunak (software) pembuat musik. Karena di zaman yang sudah canggih ini hanya perlu mengkolaborasikan instrumen yang sudah ada di aplikasi.

Nah, hasil jadi berupa karya yang sudah dapat dinikmati tersebut kemudian disebarluaskan oleh label rekaman dengan konsep promotor musik, seperti NCS misalnya. Seperti yang kita tau, label rekaman biasanya memiliki dua peran: menunjang kebutuhan artis dan mempromosikan hasil ciptaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan NCS hanya melakukan peran kedua. Maka tak heran jika ketika kamu mencari suatu karya di YouTube misalnya, karya tersebut dipublikasikan oleh dua kanal: kanal label rekaman dan kanal artis sendiri. Terlihat seperti calo atau distributor karya ya, Rencang. Tapi dari konsep inilah, lahir artis populer, seperti Alan Walker dengan lagunya berjudul Fade, Force dan Spectre. Walaupun belakangan, Alan Walker menarik tiga lagu tersebut dari NCS.

Darimana Duitnya?

Dari penjelasan di atas, kamu pasti bertanya-tanya, apa sih untungnya menjadi label rekaman dengan konsep promotor musik seperti NCS? Apalagi kan tanpa diwajibkan membayar royalti? Apakah mereka hanya hobi? Atau ternyata jaringan amal untuk para kreator supaya mereka terkenal alias cuma jadi batu loncatan gratisan? Tidak lho, Rencang. Kamu sepertinya terlalu fokus pada konsep NCS sampai lupa bahwa mereka beroperasi di YouTube, platform yang memiliki fitur monetisasi melalui iklan yang dinamakan Adsense. Dari situlah, mereka mendapatkan pendapatan yang dibagi hasil iklan dengan Google.

Walaupun disini admin tidak tau ya, apakah NCS melakukan bagi hasil dengan artisnya melalui monetisasi video yang dipublikasikan di kanal NCS, atau si artis hanya mendapatkan bayaran dari video yang dia publikasi sendiri di kanalnya, akan tetapi terakselerasi popularitasnya dari video yang dipublikasikan di kanal NCS. Karena biar bagaimanapun, dua mekanisme tersebut logis jika dipikir. Dengan dipromosikannya karya di kanal NCS, secara langsung si artis akan menjadi lebih terkenal lagi.

Selain dari monetisasi iklan, NCS juga mendapat duit dari aplikasi-aplikasi streaming musik yang memiliki fitur berbayar. Beberapa diantaranya seperti Apple Music, Spotify, Joox, dan lain sebagainya. Melalui fitur premium di aplikasi musik tersebut, tentu akan terdapat bagi hasil antara aplikasi dengan label rekaman atau musisinya. Inilah saluran lain bagi NCS untuk mendapatkan musik. Selain dua cara tadi? Tentu saja melalui fitur paid service seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Atau bahkan mungkin, NCS bisa mendapat duit dari musisi yang ingin dipromosikan secara berbayar (lazim disebut sebagai Featured).

No Copyrights = Tanpa Hak Cipta?

Nah berbicara mengenai karya ciptaan dalam bentuk suara (audio) pasti tak lepas dari konsep hak cipta yang melekat pada suatu karya. Walaupun memiliki nama dengan embel-embel No Copyright atau berarti tanpa hak cipta, sebenarnya karya-karya yang dipublikasikan tidak benar-benar tanpa hak cipta lho Rencang. Karena konsep dari hak cipta sendiri adalah diklaratif. Artinya, suatu ciptaan tidak perlu didaftarkan untuk dilindungi oleh hak cipta. Suatu ciptaan hanya perlu dipublikasikan(First to Publish) atau diumumkan (First to Announce) dan secara otomatis hak cipta melekat atas ciptaan tersebut. Namun, pendaftaran hak cipta tetaplah penting untuk menjamin bahwa memang seseorang memang benar-benar sebagai pencipta atas suatu karya. Pendaftaran juga dapat menghindarkan dari potensi sengketa di kemudian hari.

Terutama dalam bahasan ini, yang jika dilihat dari perspektif hak cipta sebenarnya fenomena ini menimbulkan pertanyaan bahkan isu hukum. Hal itu terlihat dari stakeholder terkait, dimana terdapat dua tokoh vital yaitu label rekaman dan si musisi sendiri. Bagaimana pembagian kepemilikan hak ciptanya? Bagaimana dengan royalti atau keuntungan-keuntungan yang didapat atas suatu ciptaan? Semua itu akan lebih mudah dengan adanya pendaftaran. Nah jika masalah duit-duit ini termasuk sebagai hak ekonomi dalam hak cipta, yang ditekankan dalam NCS ini justru hak satunya yaitu hak moral. Nah setelah berkutat dengan banyak penjelasan di atas, barulah sekarang kita akan membahas hal yang penting: Apakah Musik NCS Free-to-Use?

Yap. Dari gambaran di atas, kamu sudah bisa menangkap jawaban, bahwa musik yang beredar di NCS itu Free-to-Use atau dapat digunakan secara gratis tanpa membayar royalti. Tapi, NCS sangat menghargai hak moral pencipta. Maksudnya, di atas juga telah dijelaskan bahwa meskipun gratis, kamu perlu menyertakan kredit atau atribusi ke pencipta terkait. Bentuknya bukan watermark, tapi lebih ke “memperkenalkan” atau “mempromosikan” karya beserta penciptanya di deskripsi kontenmu. Kamu bisa melihat panduannya disini.

#TerbaikTercepatTerpercaya

#KlinikHukumTerpercaya

#SemuaAdaJalannya

    Leave Your Comment

    Your email address will not be published.*

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    Mulai WA
    1
    Hubungi Kami
    Halo Rencang, ada yang bisa kami bantu?