Jenis SNI Yang Wajib Untuk Diketahui dan Diurus
Halo Rencang-Rencang, dalam kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam menjalankan bisnis tentunya SNI menjadi suatu kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. SNI merupakan suatu bentuk pemenuhan kewajiban dan hak sebagai pelaku bisnis.
SNI sendiri merupakan standarisasi yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Badan Standarisasi Nasional (BSN) atas produksi yang dihasilkan baik oleh individu maupun badan hukum perusahaan. Penetapan SNI tentunya bertujuan agar menjamin kualitas barang dan/atau jasa yang diproduksi agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Jenis SNI Yang Ditetapkan Oleh BSN
BSN sebagai lembaga yang menaungi standarisasi SNI menetapkan dua jenis SNI, yaitu SNI secara wajib dan SNI secara sukarela. SNI wajib meliputi produk yang berkaitan dengan penggunaan penjaminan kesehatan, keselamatan, serta kelestarian lingkungan hidup. Untuk SNI wajib tentunya harus dilengkapi oleh produsen, sehingga ketika produk yang beredar tidak memiliki SNI akan dikenai sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Kemudian, untuk SNI sukarela merupakan SNI yang sebenarnya tidak wajib untuk dilengkapi, tetapi meskipun sifatnya tidak wajib, dengan adanya SNI dapat menambah nilai jual produk serta menjamin keselamatan konsumen.
SNI sukarela dapat diterapkan secara sukarela oleh Pelaku Usaha, kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian, dan/atau Pemerintah Daerah.
Selanjutnya, mengenai jenis SNI ditinjau dari segi aktivitasnya terbagi menjadi 3 yaitu:
a. SNI Produk
SNI produk merupakan sertifikasi yang ditujukan atas barang yang diproduksi secara massal dan banyak digunakan ataupun dikonsumsi oleh masyarakat secara luas. SNI produk tentunya sangat penting untuk diurus mengingat SNI produk banyak digunakan oleh masyarakat.
Selain untuk kepentingan konsumen, SNI produk juga penting bagi produsen, yaitu agar produknya dipercaya konsumen serta meningkatkan value dari barang produksi. Dengan mengurus SNI produk juga dapat mencegah ancaman pidana terhadap produsen, sehingga dapat menjalankan usahanya dengan tenang.
Contoh dari SNI produk adalah SNI 1811:2007 untuk produk helm dan SNI 7709:2019 untuk minyak goreng sawit.
b. SNI Sistem Manajemen
SNI sistem manajemen adalah sertifikasi yang ditujukan atas manajemen dari suatu perusahaan. Dalam hal ini SNI sistem manajemen lebih menilai terhadap manajemen risiko terhadap suatu produksi. Contoh dari SNI sistem manajemen adalah ISO HACCP (hazard analysis and critical control points)
c. SNI Personel
SNI personel adalah sertifikasi yang ditujukan terhadap kompetensi personel, dalam hal ini SNI personel terfokus terhadap kesesuaian standar yang dimiliki oleh seseorang ahli dalam praktik di lapangan, dengan adanya SNI personel menjadi tanda bahwa seseorang yang bekerja di bidang tersebut telah lolos standarisasi. Contoh dari SNI personel adalah auditor, tenaga migas, tenaga kelistrikan.
Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dipahami bahwa SNI berperan penting penilaian kualitas barang produksi agar memenuhi standar yang telah ditetapkan. Rencang-rencang dapat mengurus legalitas SNI di klinik hukum rewang rencang melalui nomor whatsapp yang tercantum di pojok kiri bawah.