PRODUK CHINA KUASAI PASAR-GLOBAL
Made-In-China, Ya! Benar sekali. Rencang pasti sangat tidak asing dengan embel-embel produk yang menjelaskan bahwa ini adalah produk buatan China. Banyak banget produk yang memang buatan China di pasaran. Tentu, barang Made-In-China ini di Indonesia juga banyak sekali ditemui, bahkan bisa dikatakan mendominasi.
Bagi masyarakat, siapa sih yang nggak pingin dapet harga murah tapi kualitas super? Pastinya mayoritas dari kita tidak mungkin kalau menolak tawaran tersebut. Selagi murah dan bagus, inceran rame-rame nih!
Lalu apakah muncul tanda tanya di benak Rencang-Rencang sekalian, seperti “Kok berani ya, China jual produk bagus banget dan murah banget? Nggak takut rugi kah?” Sudah sepantasnya dan wajar sih jika pertanyaan tersebut muncul di pikiran Rencang.
Temukan jawabannya disini dan yuk simak alasan produk “Made-In-China” bisa mendominasi pasar global.
PRODUK CHINA KUASAI PASAR-GLOBAL
Hal unik dari China, kebanyakan barang yang ditawarkan dengan harga miring ini lebih menarik konsumen, karena dengan harga yang murah mereka bisa mendapatkan kualitas yang 11:12 dengan barang lain yang serupa. Barang serupa yang dimaksud bisa saja barang yang memang sudah memiliki harga resmi pasaran yang relatif mahal. Namun bagi China, mereka bisa membuatnya dan menjual dengan harga yang relatif murah dengan kualitas bersaing yang tidak kalah buruk. Tidak hanya barang serupa, China juga membuat produk-produknya sendiri dengan tetap memiliki ciri khas yaitu “harga murah”.
Bagaimana China dapat menguasai pasar dunia?
Karena produk harga murah! Sebab ini membuat China dapat menguasai pasar global. Berbeda dengan negara lain yang pada umumnya cenderung menguasai pasar dengan harga barang yang mahal, namun China sebaliknya.
Beberapa faktor dibawah ini menjadi alasan China dapat menguasai pasar dunia antara lain :
- Orientasi pada keuntungan kecil daripada keuntungan besar
Di China prinsip inilah yang mengantarkan mereka menjadi salah satu raja pasar global. Lebih baik menjual dengan jumlah banyak namun hanya untung kecil, daripada menjual dengan jumlah sedikit dengan keuntungan yang besar. Pebisnis di China lebih mementingkan perputaran uang. Pepatah “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit” sepertinya cocok menjadi titel pebisnis China. - Keterlibatan pemerintah di sektor bisnis
Sering banget kan beli barang online bebas ongkir? Lagi-lagi ini yang membuat kita takjub dengan keberaniannya menjual produk keluar negeri dengan ongkos kirim murah bahkan gratis. Ternyata, ada kebijakan pemerintah yang mendukung pelaku usaha salah satunya adalah pengenaan pajak ekspor yang murah, bahkan nol persen. Ini menjadi keuntungan dari pebisnis China untuk tetap menjaga biaya produksi (cost production) yang rendah. Peluang banget untuk produksi jumlah banyak dan menarik berbagai investor! - Upah tenaga kerja rendah
Tenaga kerja di China digaji rendah? Ya, bahkan sampai ada yang dibayarkan setiap setahun sekali demi agar pekerja disana terikat dan tidak berhenti dari pekerjaannya. Negara dengan warga yang padat hingga melimpahnya sumber daya manusia, serta kondisi ekonomi miskin yang tinggi menjadi penyebab banyak orang disana rela bekerja apapun meski upahnya relatif tidak pantas. Perusahaan / pebisnis China menggunakan banyak tenaga kerja yang siap work hard dengan gaji rendah. Faktor inilah yang dapat mempercepat produksi barang dengan jumlah besar. - Kepatuhan terhadap hukum rendah
Walaupun di China memiliki serikat pekerja (ACFTU), hal ini masih belum menjamin hak-hak pekerja sepenuhnya. Historinya, banyak ditemui tenaga kerja yang memiliki jam kerja yang tidak wajar, tidak dijaminkan asuransi, bahkan anak kecil pun bisa menjadi pekerja kasar. Lalu pabrik disana cenderung abai dengan perlindungan lingkungan untuk memangkas biaya pengelolaan limbah. Ini juga faktor yang bikin bisa produksi dalam jumlah banyak. - Si KW Super Made-In-China
Hari gini siapa sih yang tidak mengakui kalau produk dari China juga disebut sebagai si KW Super? Sebutan KW Super, KW Premium, KW 1, KW 2, dan sebutan lainnya ini sudah kental di telinga masyarakat. Ini merupakan salah satu strategi bisnis pebisnis China, yaitu dengan menjiplak brand terkenal dan mendobrak harga yang lebih murah. Produk yang mirip namun Made-In-China ini bahkan bisa bersaing 11:12 dengan brand asli yang dijiplak. Sehingga menjadi alternatif masyarakat untuk memilih produk Made-In-China daripada membeli barang brand asli. “Ada yang murah dan kualitasnya mirip kok”, kata mereka, hihihi.
China menjiplak, tapi kok aman-aman aja ya?
Kita sepatutnya penasaran dengan hal ini. Pebisnis China ketika menjiplak memang patut membuat kita menggelengkan kepala. Kok bisa ya? Menurut mimin, walaupun menjiplak ternyata China juga melakukan inovasi perubahan dari segi nama produk dan selalu ada pembeda dari brand asli (walaupun relatif banyak nirunya sih, hihihi). Seperti adidas, menjadi daidads. Starbucks menjadi Sunbucks, Jack Daniels menjadi Johns Daphne, dan lain sebagainya. China juga mampu memproduksi ribuan barang tiruan sekalinya dan dijual ke seluruh dunia. Namun jangan harap ya, barang KW mutu dan kualitasnya sih pasti “tau sendiri-lah”.
Selain itu, pebisnis China juga berani menghadapi tuntutan oleh pihak yang merasa dirugikan. Selagi bisnisnya untung, ganti rugi mah tinggal ganti rugi aja kan. Memang sudah mendarah daging jiwa-jiwa pebisnis China. Bisa bayangin kan produk-produk yang hampir sama semuanya. Historinya, kebijakan pemerintah China juga tidak terlalu ketat perihal kekayaan intelektual. Namun sekarang, Pemerintah China sudah mulai memperbarui regulasi terkait perlindungan hak kekayaan intelektual.
Itulah pembahasan dari Dominasi Produk China Kuasai Pasar-Global. Buat kalian yang nyari isu hukum dan analisisnya bisa terus simak pembahasan-pembahasan lainnya di website kami ya Rencang! #PejuangKelulusan
Daftar rujukan :
Mengapa Barang Dari China Murah? | SimulasiKredit.com
Strategi Bisnis Ala Orang China (koinworks.com)
5 Alasan Mengapa China Suka Membuat Barang Tiruan – Boombastis
Pemerintah China Perketat Aturan Hak Kekayaan Intelektual – Kabar24 Bisnis.com
Legal Enthusiast.